Candi Cangkuang, Garut
Candi
Cangkuang adalah satu-satunya candi Hindu di Jawa Barat yang berhasil
dipugar hingga saat ini. Candi ini terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang,
Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Lokasinya di ketinggian 700 m di atas
permukaan air laut melewati keindahan sawah menghijau dan 4 gunung besar di
Jawa Barat, yaitu Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi, dan
Gunung Guntur. Pemerintah daerah Kabupaten Garut menjadikan daerah ini sebagai
obyek wisata budaya dan wisata alam.
Nama Candi
Cangkuang disesuaikan dengan nama desa dimana candi itu ditemukan. Desa
Cangkuang berasal dari nama pohon yang banyak terdapat disekitar makam Embah
Dalem Arif Muhammad, namanya pohon Cangkuang, pohon ini sejenis pohon pandan
dalam bahasa latinnya ( Pandanus Furcatus ), tempo dulu daunnya dimanfaatkan
untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren. Embah Dalem Arif
Muhammad dan kawan-kawan beserta masyarakat setempatlah yang membendung daerah
ini, sehingga terjadi sebuah danau dengan nama "Situ Cangkuang" kurang
lebih abad XVII. Embah Dalem Arif
Muhammad dan kawan-kawan berasal dari kerajaan Mataram di Jawa Timur. Mereka
datang untuk menyerang tentara VOC di Batavia sambil menyebarkan Agama Islam di
Desa Cangkuang Kabupaten Garut. Waktu itu di Kampung Pulo salah satu bagian
wilayah dari desa Cangkuang sudah dihuni oleh penduduk yang beragama Hindu.
Namun secara perlahan namun pasti, Embah Dalem Arif Muhammad mengajak
masyarakat setempat untuk memeluk Agama Islam.
Awalnya
penemuan situs ini hanyalah berupa batu fragmen dari sebuah candi dan makam
kuno serta arca Siwa yang telah rusak. Arca ini wajahnya datar, bagian tangan
hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 cm, lebar pundak 18 cm,
lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm dan 45 cm
(tingginya 41 cm). Posisi arca bersila di atas padmasana ganda dengan kaki kiri
menyilang datar, alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan
menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi
(nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Dengan kepala nandi ini para ahli
menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha.
Di tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga. Selain
arca ditemukan juga peninggalan pra sejarah berupa alat dari batu obsidian,
pecahan-pecahan tembikar dari zaman Neolithicum dan batu-batu besar dari
kebudayaan Megalitikum.
` Bangunan
Candi Cangkuang berdiri pada sebuah lahan persegi empat berukuran 4,7 x 4,7 m
dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit
kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi
timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26
m. Bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22 m setinggi 2,49 m. Di
Utara terdapat pintu masuk yang berukuran 1,56 m (tinggi) x 0,6 m (lebar).
Puncak candi ada dua tingkat yaitu persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 m dengan
tinggi 1,56 m dan 2,74 x 2,74 m yang tingginya 1,1 m. Di dalamnya terdapat
ruangan berukuran 2,18 x 2,24 m yang tingginya 2,55 m. Di dasarnya terdapat
cekungan berukuran 0,4 x 0,4 m sedalam 7 m.
Labels:
Candi Cangkuang,
Garut
Responses
0 Respones to "Candi Cangkuang, Garut"
Post a Comment